Kemarin saya
mengikuti workshop evaluasi pembelajaran yang di adakan oleh para mahasiswa
pascasarjana angkatan XIII Sekolah
Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Garut. Dengan Tema “Menjadi Guru
Profesional Melalui Evaluasi Pembelajaran Berbasis Teknologi” dilaksanakan pada
tanggal 27-29 april 2017 di Aula PGRI Banyuresi Garut.
Dan berikut adalah susunan
pematerinya:
No
|
Materi Pembelajaran
|
Pengampu
|
Jam
|
1
|
Peran Teknologi Dalam Evaluasi Pembelajaran
|
Dr. Deni Darmawan, S.Pd.,M.Si
|
4
|
2
|
Posisi dan Urgensi Evaluasi Dalam Pendidikan
|
Agus Hamzah, S.Pd.i
|
4
|
3
|
Konsep Dasar Evaluasi
|
Warman Deka, S.Pd
|
4
|
4
|
Implementasi Alat Evaluasi
|
Dian Nurdiana, S.Pd
|
4
|
5
|
Pembuatan Alat Evaluasi
|
Rivan Sahrul Falah, S.Pd
|
4
|
6
|
Simulasi Pembuatan Alat Evaluasi
|
Prof.Dr.H. Uman Suhaerman, M.Pd
|
4
|
7
|
Evaluasi Pembelajaran Berbasis Teknologi
|
M. Rizal Firdaus, S.T
|
4
|
8
|
Analisis Validasi, Reliabilitas dan Daya Pembeda
|
Sugandi Yrdani, S.S
|
3
|
9
|
Pengembangan Alat Evalasi
|
Agus Sumpena, S.Ag
|
4
|
Setelah membaca
para pemateri diatas tentu saja yang menjadi sorotan utama adalah Prof.Dr.H.
Uman Suhaerman, M.Pd lalu dilanjut oleh Dr. Deni Darmawan, S.Pd.,M.Si dan juga Dian
Nurdiana, S.Pd karena dia adalah satu-satunya pemateri perempuan hehe. Diawal-awal
saya sudah dibuat kecewa karena pelaksanaan acara tidak sesuai dengan apa yang
tertera dalam surat yaitu pukul 07.30 WIB tapi acara dimulai pukul 8.30 WIB
entah apa alasannya tapi saya memakluminya karena ini di Indonesia walaupun
tidak semua seperti itu sih.
Tetapi kekecewaan
saya sedikit terobati karena bisa bertemu
langsung dengan Prof.Dr.H. Uman Suhaerman, M.Pd dan Dr. Deni Darmawan,
S.Pd.,M.Si mungkin bagi mahasiswa UPI sudah tidak asing lagi dengan beliau yaaa
tidak lain tidak bukan beliau adalah dosen dari upi (Universitas Patilasan
IKIP) eeh maksud saya (Universitas Pendidikan Indoneisa) “becanda dikit ga apa
apa kan?”hehe, saya sangat terkasan sekali dengan cara penyampaian Prof Uman
yang pembahasannya begitu ringan mudah dimengerti oleh orang awam seperti saya.
Dalam workshop tersebut beliau menyampaikan materi tentang “Optimasi Peran Guru
Sebagai Evaluator” bingung ya? Pada tabel di atas materinya tentang Simulasi
Pembuatan Alat Evaluasi lah kok disini jadi Optimasi Peran Guru Sebagai
Evaluator, gatau saya yang kurang fokus ga tau para panitia yang salah nulis
wkwk, asudahlah abaikan kita langsung
saja kepada materi yang disampaikan oleh Prof Uman, di karenakan saya tidak
sempat meminta materinya kepada Prof Uman saya akan tulis kembali apa yang saya
tulis pada buku tulis saya. (wkwk kata-kata macam apa itu :v)
Ø
“Tidak Mampu Memenuhi Tuntutan” (kutipan dari
Prof Uman)
(saya jabarkan sendiri) Yaaa benar sekali terkadang
kita marah-marah pada pemerintah, pemerintah kerjanya apa sih susah banget nyari
kerja, kalo saya ga kerja ga ada modal buat halalin dia dong. Solusinya kembali
lagi kepada kutipan Prof Uman “Tidak Mampu Memenuhi Tuntutan” lowongan kerja
mungkin ada cuman kitanya saja yang belum bisa memenuhi tuntutan dari pihak perusahaan.
Yaa ibaratkan para jones mengapa mereka masih jones? Karena mereka blm bisa
memenuhi tuntutan dari si calon pacar, wkwk baper baper dah.
Ø
Makin Sulit Mendapatkan Lowongan Kerja
Yap makin sulit, kenapa makin sulit? Karena terlalu
banyak saingan, iya dong yang nyari kerja kan bukan kita aja, ribuan orang berbondong-bondong
nyari kerja dengan per bandingan 1 : 100 lowongan kerjanya cuman 1 tapi yang
daftarnya bisa sampe 100 orang bahkan bisa lebih (btw itu perbandingan hasil
ngarang) gimana solusinya? Kita harus jadi pembeda kita harus jadi warna jika
mayoritas orang memilih hitam, kita harus berani untuk memilih putih, yaitu
dengan menunjukan skill kita, (Btw kebanyakan di indonesia, ini kebanyakan loh
ya bukan semua, orang yang punya skill mempuni sertifikat bejibun, bakal kalah
sama orang yang skillnya pas-pasan ga punya sertifikat satu pun, tapi punya
orang dalem apalagi punya duit, lancar dah tuh yang nyari kerja, wkwk)
Ø
Pengusaha Lebih Tertarik Pada Lulusan SMA, SMP,
bahakan SD
Kenapa demikian? Karena semakin tinggi jenjang
pendidikan kita semakin tinggi juga gaji kita, itulah kenapa para pengusaha
lebih suka memperkerjakan yang lulusan SMA kebawah karena bisa dibayar
seadanya. Dengan terjadinya penomena tersebut banyak para lulusan S1 turun
tangga, tidak kuat bersaing dengan lulusan s1 lainnya lalu dia bersaing dengan
orang-orang lulusan SMA dengan gaji SMA pula. Apa yang harus kita lakukan? Mempererat
tali silaturahmi itu lah caranya.
Ø
Rasa Hormat Pada Guru Makin Menipis
Untuk para guru apakah merasakan hal tersebut? Jika ia
maka siapakah yang salah? Untuk kasus ini semua pihak bertanggung jawab dari
orang tua sampai guru, jangan menyalahkan orang lain tapi mari kita koreksi
diri kita sendiri.
Ø
Masih ada orang tua yang tidak mau menyekolahkan
anaknya
Hal ini masih banyak terjadi pada sebagian masyarakat
indonesia bahkan ada yang berkata untuk apa sekolah saya aja yang ga sekolah
masih bisa hidup. Hal tersebut terjadi karena adanya ketidak pastian dalam diri
mereka, kalau saya sekolah setelah saya lulus saya akan menjadi apa?, ketidak
mampuan biaya, dan lain sebagainya, ini adalah tugas kita bersama untuk meyakinkan
mereka melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Karena jika kita
ingin menghancurkan suatu negara kita tidak perlu membombardinya dengan
senjata, tapi cukup dengan merusak sistem pendidikannya maka negara itu akan
hancur dengan sendirinya.
Baru kali ini nulis sampe segi
(capek bro) kita langsung masuk saja ke pembahasan selanjutnya yaitu tentang “Kelemahan
yang perlu diperbaiki”
Ø
Komnikasi lisan dan tulisan
Ø
Berfikir kritis dan pemecahan masalah
Ø
Etos kerja dan profesionalisme
Ø
Kerja sama dan kolabolari
Ø
Bererja dengan orang yang berbeda
Ø
Penggunaan teknologi
Ø
Kepemimpinan
Dan Ini adalah Tujuan Pendidikan
yang terlampir pada
(UUSPN No 20 Tahun
2003)
Memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.
EmoticonEmoticon