Saturday, 29 April 2017

Workshop Evaluasi Pembelajaran dengan narasumber utama Prof.Dr.H. Uman Suhaerman, M.Pd dari UPI (Universitas Pendidikan Indonesia

Kemarin saya mengikuti workshop evaluasi pembelajaran yang di adakan oleh para mahasiswa pascasarjana  angkatan XIII Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Garut. Dengan Tema “Menjadi Guru Profesional Melalui Evaluasi Pembelajaran Berbasis Teknologi” dilaksanakan pada tanggal 27-29 april 2017 di Aula PGRI Banyuresi Garut.
Dan berikut adalah susunan pematerinya:

No
Materi Pembelajaran
Pengampu
Jam
1
Peran Teknologi Dalam Evaluasi Pembelajaran
Dr. Deni Darmawan, S.Pd.,M.Si
4
2
Posisi dan Urgensi Evaluasi Dalam Pendidikan
Agus Hamzah, S.Pd.i
4
3
Konsep Dasar Evaluasi
Warman Deka, S.Pd
4
4
Implementasi Alat Evaluasi
Dian Nurdiana, S.Pd
4
5
Pembuatan Alat Evaluasi
Rivan Sahrul Falah, S.Pd
4
6
Simulasi Pembuatan Alat Evaluasi
Prof.Dr.H. Uman Suhaerman, M.Pd
4
7
Evaluasi Pembelajaran Berbasis Teknologi
M. Rizal Firdaus, S.T
4
8
Analisis Validasi, Reliabilitas dan Daya Pembeda
Sugandi Yrdani, S.S
3
9
Pengembangan Alat Evalasi
Agus Sumpena, S.Ag
4

Setelah membaca para pemateri diatas tentu saja yang menjadi sorotan utama adalah Prof.Dr.H. Uman Suhaerman, M.Pd lalu dilanjut oleh Dr. Deni Darmawan, S.Pd.,M.Si dan juga Dian Nurdiana, S.Pd karena dia adalah satu-satunya pemateri perempuan hehe. Diawal-awal saya sudah dibuat kecewa karena pelaksanaan acara tidak sesuai dengan apa yang tertera dalam surat yaitu pukul 07.30 WIB tapi acara dimulai pukul 8.30 WIB entah apa alasannya tapi saya memakluminya karena ini di Indonesia walaupun tidak semua seperti itu sih.
Tetapi kekecewaan saya sedikit terobati karena bisa  bertemu langsung dengan Prof.Dr.H. Uman Suhaerman, M.Pd dan Dr. Deni Darmawan, S.Pd.,M.Si mungkin bagi mahasiswa UPI sudah tidak asing lagi dengan beliau yaaa tidak lain tidak bukan beliau adalah dosen dari upi (Universitas Patilasan IKIP) eeh maksud saya (Universitas Pendidikan Indoneisa) “becanda dikit ga apa apa kan?”hehe, saya sangat terkasan sekali dengan cara penyampaian Prof Uman yang pembahasannya begitu ringan mudah dimengerti oleh orang awam seperti saya. Dalam workshop tersebut beliau menyampaikan materi tentang “Optimasi Peran Guru Sebagai Evaluator” bingung ya? Pada tabel di atas materinya tentang Simulasi Pembuatan Alat Evaluasi lah kok disini jadi Optimasi Peran Guru Sebagai Evaluator, gatau saya yang kurang fokus ga tau para panitia yang salah nulis wkwk,  asudahlah abaikan kita langsung saja kepada materi yang disampaikan oleh Prof Uman, di karenakan saya tidak sempat meminta materinya kepada Prof Uman saya akan tulis kembali apa yang saya tulis pada buku tulis saya. (wkwk kata-kata macam apa itu :v)

Ø  “Tidak Mampu Memenuhi Tuntutan” (kutipan dari Prof Uman)
(saya jabarkan sendiri) Yaaa benar sekali terkadang kita marah-marah pada pemerintah, pemerintah kerjanya apa sih susah banget nyari kerja, kalo saya ga kerja ga ada modal buat halalin dia dong. Solusinya kembali lagi kepada kutipan Prof Uman “Tidak Mampu Memenuhi Tuntutan” lowongan kerja mungkin ada cuman kitanya saja yang belum bisa memenuhi tuntutan dari pihak perusahaan. Yaa ibaratkan para jones mengapa mereka masih jones? Karena mereka blm bisa memenuhi tuntutan dari si calon pacar, wkwk baper baper dah.


Ø  Makin Sulit Mendapatkan Lowongan Kerja
Yap makin sulit, kenapa makin sulit? Karena terlalu banyak saingan, iya dong yang nyari kerja kan bukan kita aja, ribuan orang berbondong-bondong nyari kerja dengan per bandingan 1 : 100 lowongan kerjanya cuman 1 tapi yang daftarnya bisa sampe 100 orang bahkan bisa lebih (btw itu perbandingan hasil ngarang) gimana solusinya? Kita harus jadi pembeda kita harus jadi warna jika mayoritas orang memilih hitam, kita harus berani untuk memilih putih, yaitu dengan menunjukan skill kita, (Btw kebanyakan di indonesia, ini kebanyakan loh ya bukan semua, orang yang punya skill mempuni sertifikat bejibun, bakal kalah sama orang yang skillnya pas-pasan ga punya sertifikat satu pun, tapi punya orang dalem apalagi punya duit, lancar dah tuh yang nyari kerja, wkwk)

Ø  Pengusaha Lebih Tertarik Pada Lulusan SMA, SMP, bahakan SD
Kenapa demikian? Karena semakin tinggi jenjang pendidikan kita semakin tinggi juga gaji kita, itulah kenapa para pengusaha lebih suka memperkerjakan yang lulusan SMA kebawah karena bisa dibayar seadanya. Dengan terjadinya penomena tersebut banyak para lulusan S1 turun tangga, tidak kuat bersaing dengan lulusan s1 lainnya lalu dia bersaing dengan orang-orang lulusan SMA dengan gaji SMA pula. Apa yang harus kita lakukan? Mempererat tali silaturahmi itu lah caranya.

Ø  Rasa Hormat Pada Guru Makin Menipis
Untuk para guru apakah merasakan hal tersebut? Jika ia maka siapakah yang salah? Untuk kasus ini semua pihak bertanggung jawab dari orang tua sampai guru, jangan menyalahkan orang lain tapi mari kita koreksi diri kita sendiri.

Ø  Masih ada orang tua yang tidak mau menyekolahkan anaknya
Hal ini masih banyak terjadi pada sebagian masyarakat indonesia bahkan ada yang berkata untuk apa sekolah saya aja yang ga sekolah masih bisa hidup. Hal tersebut terjadi karena adanya ketidak pastian dalam diri mereka, kalau saya sekolah setelah saya lulus saya akan menjadi apa?, ketidak mampuan biaya, dan lain sebagainya, ini adalah tugas kita bersama untuk meyakinkan mereka melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Karena jika kita ingin menghancurkan suatu negara kita tidak perlu membombardinya dengan senjata, tapi cukup dengan merusak sistem pendidikannya maka negara itu akan hancur dengan sendirinya.

Baru kali ini nulis sampe segi (capek bro) kita langsung masuk saja ke pembahasan selanjutnya yaitu tentang “Kelemahan yang perlu diperbaiki”

Ø  Komnikasi lisan dan tulisan
Ø  Berfikir kritis dan pemecahan masalah
Ø  Etos kerja dan profesionalisme
Ø  Kerja sama dan kolabolari
Ø  Bererja dengan orang yang berbeda
Ø  Penggunaan teknologi
Ø  Kepemimpinan

Dan Ini adalah Tujuan Pendidikan yang terlampir pada

(UUSPN No 20 Tahun 2003)

Memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon