Monday 18 January 2021

SEJARAH SEBAGAI KISAH

 SEJARAH SEBAGAI KISAH

        Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengarkan istilah kisah. Kisah biasanya berupa penuturan seseorang tentang suatu cerita terhadap orang lain. Ketika orang menuturkan suatu kisah sejarah kepada orang lain, akan diwarnai oleh persepsi si penutur tersebut.


Sejarah sebagai kisah ialah cerita berupa narasi yang disusun dari memori, kesan, atau tafsiran menusia terhadap kejadian atau peristiwa yang terjadi atau berlangsung pada waktu lampau atau sejarah serba subjek. Dengan demikian, dalam sejarah sebagai kisah, subjektivitas akan muncul. Hal ini berbeda dengan sejarah sebagai peristiwa. Dalam sejarah sebagai peristiwa orang hanya melihat fakta sejarah, bukan mendengar atau membaca kisah sejarah.

Subjektivitas dalam sejarah kisah akan nampak ketika ada dua orang menuturkan peristiwa sejarah yang sama. Perbedaan ini dapat muncul karena si penutur cerita tersebut memberikan penafsiran terhadap peristiwa yang ia tuturkan. Misalnya ketika kita mewancarai orang-orang yang pernah mengalami atau melihat peristiwa Bandung Lautan Api. Kemungkinan orang-orang yang mengisahkan peristiwa Bandung Lautan Api akan berbeda mengisahkannya antara satu dengan yang lainnya. Apabila yang kita wawancarai adalah seorang prajurit yang terlibat perang melawan Belanda, mungkin ia akan menceritakan peristiwa Bandung Lautan Api dalam perspektif dirinya sebagai seorang tentara yang selalu berperang saat itu. Namun apabila yang kita wawancarai misalnya seorang petani, mungkin dia tidak terlalu menceritakan peristiwa Bandung Lautan Api sebagai bagian dari strategi perjuangan bangsa Indonesia saat itu.

Kisah sejarah yang disajikan dapat berupa lisan dan tulisan. Apabila kita mendengarkan seseorang menceritakan tentang peristiwa Bandung Lautan Api, maka itu termasuk katagori kisah lisan. Tetapi apabila kita ingin mengetahui peristiwa Bandung Lautan Api dengan membaca buku-buku yang bercerita tentang Bandung Lautan Api, maka itu termasuk dalam katagori bentuk kisah tulisan.

Ada kebiasaan pada orang-orang tertentu mencatat dalam buku hariannya tentang peristiwa-peristiwa penting. Misalnya seorang jenderal pemimpin perang, mencatat bagaimana strategi yang dia lakukan ketika menghadapi perang dengan Belanda. Dalam catatannya ini kita dapat menemukan penuturan bagaimana semangat pasukannya, jumlah pasukannya, daerah-daerah perlawannya, kekuatan lawan, senjata yang digunakan, dan hal-hal lainnya. Kemungkinan apabila kita tanyakan kepada anak buahnya tentang perang tersebut, bisa berbeda kesannya dari apa yang dituturkan oleh catatan sang jenderal tersebut.

Akhir-akhir ini kita sering melihat banyak tokoh penting yang menulis biografinya. Buku tersebut biasanya banyak bercerita tentang peristiwa-peristiwa penting yang dilihat atau dialami oleh tokoh itu. Tokoh yang menulis biografi tersebut akan memberikan penilaiannya tersendiri tentang suatu peristiwa. Peristiwa tersebut bisa dinilai sebagai sesuatu yang positif atau negatif. Tetapi, kalau kita baca biografi tokoh yang lainnya tentang suatu peristiwa yang sama sebagaimana yang telah ditulis oleh tokoh sebelumnya, kemungkinan akan memberikan kesan yang berbeda. Misalnya tokoh yang mendukung peristiwa reformasi 1998 di Indonesia akan menyatakan bahwa peristiwa tersebut sebagai sesuatu yang positif dalam membangun demokratisasi di Indonesia. Sebaliknya bagi tokoh yang merasa dirugikan kedudukannya dengan adanya peristiwa reformasi, ada kemungkinan akan memberikan penilaian yang jelek terhadap peristiwa reformasi.

Buku-buku sejarah yang kamu baca, merupakan salah satu bentuk dari sejarah sebagai kisah. Sejak kamu duduk di bangku Sekolah Dasar sampai dengan SMA atau MA sekarang, pelajaran sejarah sudah diberikan. Bukubuku pelajaran sejarah yang kamu baca di sekolah, banyak menceritakan sejarah bangsa Indonesia, mulai dari zaman prasejarah, sampai dengan perkembangan kontemporer. Cerita-cerita sejarah yang terdapat dalam bukubuku pelajaran sejarah tersebut, merupakan kesan atau tafsiran dari si penulis buku.

Sebagaimana telah dikemukan di atas, sejarah sebagai kisah akan bersifat subjektif. Interpretasi atau penafsiran yang dilakukan oleh penulis sejarah akan subjektif. Subjektivitas tersebut terjadi lebih banyak disebabkan oleh faktor-faktor kepribadian si penulis atau penutur sejarah. Faktor-faktor tersebut yaitu sebagai berikut.

Kepentingan atau interes dan nilai-nilai

        Kepentingan dalam penulisan sejarah sangat ditentukan oleh tujuan dari penulisan sejarah tersebut. Dalam penulisan sejarah tersebut, berbagai kepentingan muncul, baik yang bersifat pribadi, kelompok, maupun secara formal negara. Misalnya dalam penulisan sejarah sebagai mata pelajaran di sekolah, maka sangat menonjol kepentingan negara. Pengajaran sejarah di sekolah memiliki misi untuk membangun semangat kebangsaan. Oleh karena itu, penulisan sejarah buku ajar harus mengandung nilai-nilai kebangsaan. Peristiwa-peristiwa yang ditulis diseleksi dan dipilih untuk kepentingan penanaman nilai-nilai kebangsaan. Mungkin saja suatu peristiwa yang ditulis dalam buku pelajaran sejarah sekolah berbeda dengan hasil-hasil penelitian sejarah yang baru. Buku teks pelajaran sejarah tidak mencantumkan fakta sejarah berdasarkan hasil penelitian yang baru apabila fakta yang ditemukan tersebut bertentangan dengan kepentingan pengajaran sejarah di sekolah. Begitu pula halnya dalam penulisan sejarah yang diwarnai oleh kepentingan individu. Seorang tokoh akan menulis sejarah dirinya atau biografinya dengan tujuan untuk menonjolkan peran-peran yang ia lakukan. Dia melihat sejarah yang ada tidak mencantumkan dirinya.

Berbagai latar belakang kepentingan akan muncul dalam penulisan sejarah yang memiliki kepentingan kelompok. Penulisan sejarah daerah biasanya lebih mementingkan pada aspek-aspek penting di daerah tersebut. Daerah bisa dalam bentuk kota, kabupaten, dan provinsi. Misalnya sejarah daerah Jawa Barat, penulisan sejarah seperti ini akan mementingkan hal-hal penting dari sejarah yang ada di Jawa Barat, yang etnisnya sebagian besar suku Sunda. Kepentingan agama misalnya penulisan sejarah perkembangan mesjid-mesjid di Indonesia, bagaimana perkembangan agama Islam melalui perkembangan mesjid. Sejarah profesi misalnya sejarah perkembangan profesi guru, bagaimana peran-peran penting yang dilakukan oleh guru sebagai figur yang terlibat langsung dalam pendidikan.

Subjektivitas ditentukan pula oleh nilai-nilai yang dimiliki penulis sejarah. Nilai-nilai tersebut dapat bersumber dari agama, keyakinan, moral, etika, dan lain-lain. Agama yang dianut oleh seorang penulis dapat menjadi sumber nilai dalam penulisan sejarah. Misalnya seorang penulis sejarah yang memiliki kegiatan aktif dalam kegiatan dakwah sebuah organisasi Islam, dia akan menulis sejarah organisasi yang ia masuki dengan penuh penilaian yang positif terhadap organisasi tersebut. Dia akan menggambarkan sejarah organisasinya sebagai sebuah organisasi yang memiliki semangat juang yang tinggi dalam mengembangkan dakwah Islam. Dengan demikian, pendekatan nilai-nilai keagamaan terdapat dalam penulisan sejarah tersebut.

SEJARAH SEBAGAI KISAH
Buku berjudul Renungan dan Perjuangan merupakan contoh Sejarah
sebagai kisah perjuangan Sutan Syahrir

Kisah perjuangan yang ditulis oleh seorang purnawirawan tentang perlawanan bangsa Indonesia dalam menghadapi Belanda, akan diwarnai dengan nilainilai nasionalisme yang tinggi. Cerita tentang bagaimana heroismenya para pejuang dalam menghadapi penjajahan. Para pejuang digambarkan sebagai orang-orang yang berperang dalam rangka membela kebenaran. Belanda atau penjajah digambarkan sebagai pihak yang tidak terpuji karena menjajah itu bertentangan dengan prinsip-prinsip kemanusiaan, sedangkan para pejuang berada pada pihak yang benar.

Seorang pejuang yang terlibat langsung dalam perang melawan Belanda akan menuturkan kisah perjuangannya dengan penuh semangat. Dia akan menuturkan bahwa perjuangan yang ia lakukan bersifat tanpa pamrih. Rela berkorban dan semangat nasionalisme sangat mewarnai perjuangan yang ia lakukan. Kisah perjuangannya penuh dengan nilai-nilai berupa semangat rela berkorban yang tinggi, mementingkan kepentingan bersama, tidak mementingkan kepentingan pribadi, bahkan jiwa dan raga sebagai taruhannya dalam berjuang.

Kelompok sosialnya

        Profesi yang dimiliki oleh penulis sejarah akan mewarnai hasil penulisannya. Sejarawan, wartawan, guru, penulis bebas dan lain-lain, merupakan bentuk profesi. Profesi-profesi tersebut bisa disebut dengan kelompok sosial. Dalam kelompok sosial, biasanya individu bergaul atau berhubungan dengan sesama pekerjaannya atau statusnya. Tidak sedikit dari profesi yang bukan sejarawan menulis sejarah. Misalnya, wartawan menulis peristiwa sejarah dalam surat kabar atau majalahnya. Begitu pula, ada guru yang menulis sejarah untuk kepentingan pengajaran sekolahnya.

Setiap kelompok sosial tersebut kemungkinan akan berbeda dalam memberikan interpretasi terhadap sejarah yang ditulisnya. Seorang sejarawan, akan menulis sejarah dengan menggunakan kaidah-kaidah akademik dari ilmu sejarah. Langkah-langkah penelitian sejarah sebagai salah satu dari disiplin ilmu pengetahuan akan digunakan oleh sejarawan dalam menulis sejarah. Dalam hal ini, sejarah menjadi suatu tulisan ilmiah. Kepentingannya adalah untuk lingkungan akademik, misalnya di perguruan tinggi.

Profesi guru sebagai pendidik akan menampilkan penulisan sejarah untuk kepentingan nilai-nilai kependidikan. Hal ini dapat kita lihat dalam bukubuku pelajaran sejarah yang ada di sekolah. Peristiwa sejarah yang ditampilkan bukan untuk kepentingan akademik yang bersifat ilmiah, tetapi ditujukan untuk kepentingan nilai-nilai kependidikan yang bersifat praktis.

Walaupun buku sejarah di sekolah ditujukan untuk kepentingan nilainilai kependidikan, tidaklah berarti mengabaikan aspek ilmiah dari buku tersebut. Hanya kadar ilmiah yang ditampilkan tidak sederajat dengan di perguruan tinggi. Keilmiahan tetap harus ditampilkan dalam mengungkap sumber sejarah yang merupakan sumber pengetahuan sejarah. Misalnya dalam menulis perjuangan bangsa Indonesia ketika melawan Belanda, harus ada sumber yang mengungkap siapa yang berjuang, di mana perjuangannya, kapan peristiwa itu terjadi dan lain-lainnya. Adapun nilai-nilai kependidikan yang dapat diinterpretasikan dari peristiwa tersebut misalnya semangat kebangsaan dalam menentang penjajahan.

Begitu pula halnya penulisan sejarah yang dilakukan oleh seorang wartawan. Wartawan dalam menulis sejarah akan diwarnai oleh gaya bahasanya sebagai seorang jurnalis. Tulisan sejarah seorang wartawan biasanya akan layak dibaca oleh masyarakat umum. Misalnya dalam menulis biografi seorang tokoh, seorang wartawan berusaha agar tokoh tersebut dapat dikenal oleh khalayak umum.

Perbendaharaan pengetahuan

        Pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang akan berpengaruh terhadap hasil karya tulis sejarah yang ditulisnya. Profesi yang dimiliki oleh seseorang dapat menjadi ukuran seberapa jauh pengetahuan yang dimilikinya. Pengetahuan tersebut dapat berupa pengetahuan fakta maupun pengetahuan dari ilmu pengetahuan. Penulis yang memiliki pengetahuan fakta yang banyak, maka cerita sejarahnya akan lebih lengkap, mendetail, dan memberikan informasi yang lebih banyak.

Penutur lisan pun akan dipengaruhi oleh pengetahuan yang dimilikinya ketika ia menuturkan kisah sejarah. Kisah sejarah akan memiliki perbedaan antara seorang penutur yang mengalami langsung peristiwa tersebut dengan yang tidak langsung menyaksikannya. Seorang saksi yang melihat suatu peristiwa sejarah akan memiliki pengetahuan fakta yang lebih banyak dibanding dengan orang yang tidak terlibat langsung, walaupun orang tersebut mengetahuinya. Misalnya, apabila kita menanyakan kepada seorang mantan prajurit pada masa perang dengan Belanda, maka ceritanya akan lebih lengkap. Dia akan menceritakan bagaimana strategi yang dilakukan agar tidak diketahui oleh Belanda, bagaimana sikap masyarakat yang membantu para pejuang, berapa orang yang ikut terlibat, dan pengetahuan-pengetahuan fakta lainnya. Lain halnya kalau kita menanyakan kisah perjuangan kepada seorang petani. Mungkin petani itu tahu adanya serangan Belanda ke daerahnya, akan tetapi pada saat itu ia tidak melakukan tindakan membalas serangan Belanda sebagaimana yang dilakukan oleh prajurit. Ketika peristiwa itu terjadi, mungkin petani tersebut mengungsi sehingga informasi tentang perjuangan melawan Belanda

Sebagaimana telah dikemukakan, pengetahuan dalam ilmu pengetahuan dapat mempengaruhi dalam hal penuturan kisah sejarah. Seorang yang memiliki ilmu pengetahuan sejarah akan berbeda dengan orang yang tidak memiliki ilmu pengetahuan sejarah. Sejarawan akan kaya dengan pendekatan penulisan, dibandingkan dengan seorang guru, sehingga karya sejarahnya pun akan memberikan interpretasi yang berbeda. sangat terbatas.

Seorang penulis sejarah yang berasal dari kalangan sejarawan atau orang yang memiliki latar belakang pendidikan ilmu sejarah, akan memiliki perbedaan dalam mengisahkan sejarah dengan orang yang bukan sejarawan atau tidak memiliki latar belakang pendidikan ilmu sejarah. Dalam mengisahkan suatu peristiwa sejarah, seorang sejarawan atau orang yang memiliki latar belakang pendidikan sejarah, akan menggunakan analisis berdasarkan pada metodologi dan teori yang digunakannya. Bukan hanya sekedar cerita yang bersifat naratif atau hanya menyajikan rentetan waktu dan peristiwa. Sejarah pada dasarnya adalah sejarah masyarakat, maka sejarawan akan melihat masyarakat sebagai suatu struktur. Dalam konteks waktu bagaimana struktur itu berubah. Misalnya bagaimana perubahan yang terjadi pada masyarakat dalam suatu desa dari tahun 1970-1980 ketika munculnya industrialisasi dalam bentuk dibangunnya pabrik-pabrik di daerah desa tersebut? Apakah masyarakat berubah pekerjaan dari petani menjadi tukang ojek; dari petani menjadi kuli bangunan atau dari petani menjadi buruh pabrik?

Lain halnya kalau sejarah dikisahkan oleh orang yang bukan seorang sejarawan. Kisah sejarah lebih banyak berupa cerita yang sebatas pada rentetan waktu dan peristiwa. Seleksi terhadap fakta-fakta sejarah tidak bersifat analisis. Kisah cerita sejarah lebih banyak menampilkan apa yang terjadi, siapa tokohnya, kapan peristiwa itu terjadi, dan di mana peristiwa itu terjadi. Bahkan kalau sejarah itu bercerita tentang seseorang pada masa lalunya, ada kesan bahwa orang tersebut melakukan suatu tindakan yang benar, tidak ada kesalahannya. Penulisan sejarah yang seperti inilah yang biasanya menimbulkan kontroversial di kalangan masyarakat. Kritik terhadap sumber yang bersifat analitis tidak banyak dilakukan. Kebenaran bukan didasarkan pada sumber atau faktanya, tetapi lebih pada cerita yang dikisahkannya atau sering dikatakan retorikanya.

Kemampuan berbahasa

        Pengkisahan dalam bentuk tulisan pada dasarnya merupakan kemampuan berbahasa yang ditampilkan dalam bentuk tulisan. Interpretasi terhadap sumbersumber sejarah akan menggunakan kaidah-kaidah bahasa penulisan. Dalam bahasa, seseorang yang memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang baik akan berbeda dengan yang tidak terampil dalam bahasa tulisan. Seorang penulis yang kurang terampil berbahasa tulisan, mungkin saja cerita sejarah yang ditampilkannya sulit dipahami karena bahasa yang digunakan kurang baik. Walaupun pemaparan faktanya cukup banyak.

Penulisan sejarah pada dasarnya merupakan suatu kemampuan merekonstruksi sumber-sumber sejarah dalam berupa tulisan cerita. Kemampuan merekonstruksi sangat ditentukan oleh kemampuan berimajinasi. Berimajinasi dalam menulis sejarah yaitu bagaimana seorang penulis sejarah merekonstruksi fakta-fakta atau bukti-bukti sejarah yang kemudian ia susun dalam bentuk cerita sejarah yang dapat dibaca oleh orang lain. Peninggalan-peninggalan sejarah yang berupa benda mati, akan menjadi hidup manakala direkonstruksi dalam cerita sejarah. Apabila kemampuan imajinasi tidak dimiliki oleh seorang penulis sejarah, maka cerita sejarahnya menjadi kering, tidak hidup.

Rekonstruksi ibarat membentuk suatu bangunan. Misalnya sumber sejarah itu ibarat batang korek api. Apabila batang korek api yang berserakan itu kita rekonstruksi menjadi suatu bentuk mainan, maka kumpulan batang korek api itu menjadi menarik. Bentuk bangunan korek api yang merupakan hasil rekonstruksi itu akan sangat ditentukan oleh kemampuan berbahasa. Merekonstruksi imajinasi merupakan kemampuan berbahasa. Bentuk mainan korek api itu menjadi menarik, indah dipandang, sama halnya dengan penggunaan gaya bahasa imajinatif yang indah dan enak dibaca. Masa lalu akan menjadi hidup manakala seorang penulis sejarah mampu mengkisahkan dengan gaya bahasa yang baik.

PENGERTIAN VLAN - Administrasi Infrastruktur Jaringan

 PENGERTIAN VLAN - Administrasi Infrastruktur Jaringan

Teknologi VLAN

        Virtual LAN atau disingkat VLAN merupakan sekelompok perangkat pada satu LAN atau lebih yang dikonfigurasikan (menggunakan perangkat lunak pengelolaan) sehingga dapat berkomunikasi seperti halnya bila perangkat tersebut terhubung ke jalur yang sama, padahal sebenarnya perangkat tersebut berada pada sejumlah segmen LAN yang berbeda. VLAN dibuat dengan menggunakan jaringan pihak ke tiga. VLAN merupakan sebuah bagian kecil jaringan IP yang terpisah secara logik.

PENGERTIAN VLAN - Administrasi Infrastruktur Jaringan
Teknologi VLAN

VLAN memungkinkan beberapa jaringan IP dan jaringan-jaringan kecil (subnet) berada dalam jaringan switched switched yang sama. Supaya komputer bisa berkomunikasi pada VLAN yang sama, setiap komputer harus memiliki sebuah alamat IP dan Subnet Mask yang sesuai dengan VLAN tersebut. Switch harus dikonfigurasi dengan VLAN dan setiap port dalam VLAN harus didaftarkan ke VLAN. Sebuah port switch yang telah dikonfigurasi dengan sebuah VLAN tunggal disebut sebagai access port. Sebuah VLAN memungkinkan seorang Administrator untuk menciptakan sekelompok peralatan yang secara logika dihubungkan satu sama lain. Dengan VLAN, kita dapat membagi jaringan switch secara logika berdasarkan fungsi, departemen atau project team.

Teknologi VLAN (Virtual Local Area Network) bekerja dengan cara melakukan pembagian network secara logika ke dalam beberapa subnet. VLAN adalah kelompok device dalam sebuah LAN yang dikonfigurasi (menggunakan software manajemen) sehingga mereka dapat saling berkomunikasi asalkan dihubungkan dengan jaringan yang sama walaupun secara fisikal mereka berada pada segmen LAN yang berbeda. Jadi VLAN dibuat bukan berdasarkan koneksi fisikal tetapi lebih pada koneksi logikal, yang tentunya lebih fleksibel.

Secara logika, VLAN membagi jaringan ke dalam beberapa subnetwork. VLAN mengizinkan banyak subnet dalam jaringan yang menggunakan switch yang sama. Konfigurasi VLAN itu sendiri dilakukan melalui perangkat lunak (software), walaupun komputer tersebut berpindah tempat, tetapi tetap berada pada jaringan.

VLAN dapat juga melakukan segmentasi jaringan switch berbasis pada fungsi, departemen maupun tim proyek. Kita dapat juga mengelola jaringan kita sejalan dengan kebutuhan pertumbuhan perusahaan sehingga para pekerja dapat mengakses segmen jaringan yang sama walaupun berada dalam lokasi yang berbeda. Contoh penerapan teknologi VLAN dijelaskan dalam gambar di bawah ini.

PENGERTIAN VLAN - Administrasi Infrastruktur Jaringan
Contoh penerapan teknologi VLAN

Perbedaan Mendasar antara LAN dan VLAN

        LAN adalah sebuah jaringan area lokal yang didefinisikan dan dinaungi oleh alamat network dan alamat broadcast yang sama. Perlu Anda ingat juga bahwa pada perangkat Router akan menghentikan traffic broadcast apapun itu protocolnya, tetapi pada switch akan secara otomatis meneruskannya berhubungan walaupun terpisah secara fisik.

PENGERTIAN VLAN - Administrasi Infrastruktur Jaringan
Topologi VLAN dengan Router

VLAN atau Virtual LAN yaitu sebuah jaringan LAN yang secara virtual dibuat di sebuah switch. Pada switch standard biasanya akan meneruskan traffic dari satu port ke semua port yang lain ketika ada traffic dengan domain broadcast yang sama melewati port tersebut. Pada switch yang khusus, dapat digunakan pada beberapa LAN yang berbeda dengan ID yang berbeda di tiap portnya, dan hanya akan meneruskan traffic ke port-port yang memiliki id yang sama. Switch type khusus ini sebenarnya sudah secara otomatis memasang VLAN di dalamnya (vlan id=1) yang beranggotakan semua port yang ada.

Perbedaan yang sangat jelas dari model jaringan Local Area Network (LAN) dengan Virtual Local Area Network (VLAN) adalah bahwa bentuk jaringan dengan model Local Area Network sangat bergantung pada letak/fisik dari workstation, serta penggunaan hub dan repeater sebagai perangkat jaringan yang memiliki beberapa kelemahan.

Saturday 16 January 2021

Sistem Produksi Usaha Kerajinan dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun Datar - Prakarya dan Kewirausahaan

 Sistem Produksi Usaha Kerajinan dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun Datar - Prakarya dan Kewirausahaan


        Produk kerajinan banyak memanfaatkan bahan-bahan alam seperti tanah liat, serat alam, kayu, bambu, kulit, logam, batu, dan rotan . Ada juga yang memanfaatkan bahan sintetis sebagai bahan kerajinan seperti limbah kertas, plastik, dan karet. Produk kerajinan di setiap daerah memiliki kekhasan lokal yang menjadi unggulan daerah. Misalnya, Kasongan (Daerah Istimewa Yogyakarta), sumber daya alam yang banyak tersedia tanah liat, kerajinan yang berkembang adalah kerajinan gerabah. Palu (Sulawesi Tengah), banyak menghasilkan tanaman kayu hitam, kerajinan yang berkembang berupa bentuk kerajinan kayu hitam. Kapuas (Kalimantan Tengah), sumber daya alamnya banyak menghasilkan rotan dan getah nyatu sehingga kerajinan yang berkembang adalah anyaman rotan dan getah nyatu.

Secara umum jenis bahan limbah untuk produk kerajinan dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu bahan limbah berbentuk bangun datar dan bahan limbah berbentuk bangun ruang. Beberapa kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun datar akan diuraikan secara singkat pada penjelasan berikut ini. Namun, materi yang diuraikan di sini merupakan contoh saja, kalian dapat mempelajarinya sebagai pengetahuan dan diharapkan dapat mengeksplorasi pengetahuan lainnya sebagai bahan pengayaan.


Aneka Produk Kerajinan dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun Datar

        Berikut ini dijelaskan beberapa produk kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun datar.


Kerajinan dari Limbah Kulit Jagung

Kulit Jagung

        Kulit jagung merupakan limbah pertanian dari tanaman jagung. Kulit jagung kerap kali tidak diperhatikan, bahkan dianggap sampah sehingga biasanya dibuang.

Sampah kulit jagung bisa menjadi benda kerajinan yang sangat bernilai dan bisa mendatangkan keuntungan.

Kerajinan dari limbah kulit jagung ini sangat unik dan menarik. Berikut contoh produk kerajinan dari limbah kulit jagung.


Kerajinan dari kulit jagung

Kerajinan dari Limbah Plastik

        Apakah di lingkunganmu banyak sampah plastik yang menumpuk? Kalian bingung untuk memanfaatkannya? Kita tahu bahwa sampah plastik termasuk dalam sampah anorganik yang sulit diurai oleh mikroorganisme, butuh waktu bertahun-tahun supaya plastik dapat terurai dan akhirnya menyatu dengan tanah. Oleh karena itu, sebaiknya sampah plastik tersebut dimanfaatkan untuk karya kerajinan.

Saat ini sudah banyak kerajinan yang dibuat dengan bahan dasar limbah plastik seperti tas, dompet, cover meja, dan tempat tisu. Berikut ini contoh kerajinan dari limbah plastik.

Tas Dari Limbah Plastik

Gantungan Kunci Dari Limbah Plastik

Topi Dari Limbah Plastik

Kerajinan dari Limbah Daun Pelepah Pisang

        Sebagain besar masyarakat menganggap daun pelepah pisang kering adalah sampah yang tidak berguna. Bahkan terkadang daun pelepah pisang kering hanya dibakar begitu saja karena dianggap sampah yang mengotori kebun. Namun daun pelepah pisang kering dapat dijadikan sebagai kerajinan yang indah dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

Kerajinan tangan dari daun pelepah pisang kering sebaiknya menggunakan daun yang berwarna kuning hingga daun yang berwarna cokelat dan benarbenar kering. Berikut contoh produk kerajinan dari daun pelepah pisang.

Kerajinan dari limbah daun pelepah pisang


Kerajinan dari Limbah Kertas

        Kertas merupakan bagian dari limbah organik kering, hal ini karena kertas mudah terurai dalam tanah. Meskipun kertas mudah hancur jika terkena air, namun jika digunakan sebagai bahan dasar produk kerajinan, kertas tersebut dapat diolah sedemikian rupa sehingga tidak mudah hancur. Caranya yaitu dengan menambah kandungan lem atau zat pelindung anti air seperti melamin/ politur, dapat pula dengan dilapisi plastik.

Limbah kertas dapat digunakan sebagai benda kerajinan dengan berbagai teknik seperti teknik anyaman, teknik sobek, teknik lipat, dan teknik gulung (pilin).

Berbagai karya yang dapat dihasilkan dari limbah kertas antara lain keranjang, vas bunga, sandal, wadah serbaguna, bunga, hiasan dinding, wadah tisu, taplak, boneka, dan masih banyak lagi. Berikut contoh kerajinan yang dihasilkan dari

Kerajinan dari limbah kertas
Kerajinan dari limbah kertas


Kerajinan dari Limbah Kain Perca

        Kebutuhan sandang manusia yang berupa pakaian merupakan kebutuhan primer sehari-hari yang harus dipenuhi. Produksi pakaian yang dilakukan oleh para penjahit atau konveksi, menghasilkan banyak limbah kain yang biasa disebut kain perca.

Limbah kain perca dapat dibuat sebagai bahan dasar kerajinan yang cukup unik dan menarik. Bahkan busana itu sendiri dapat dihasilkan dari kain-kain perca yang dijahit bersambung-sambungan. Bagi sebagian orang ada juga yang berminat pada busana jenis ini karena unik. Sekarang sudah semakin banyak orang melirik produk kerajinan berbahan kain perca, karena selain murah juga desainnya unik. Berikut ini contoh kerajinan sandal dari limbah kain perca.

Kerajinan dari limbah kertas

Kerajinan dari Limbah Kardus

        Kardus bekas kadang menjadi sebuah benda yang menumpuk dan memenuhi ruangan sehingga mengganggu pemandangan, dan kadang dibuang begitu saja di tempat sampah. Saat ini banyak sekali kardus bekas yang ada di lingkungan kita. Itu dikarenakan hampir setiap barang kebutuhan kita seharihari menggunakan kardus sebagai pembungkusnya.

Bagi seorang yang berjiwa wirausaha maka alangkah lebih bagus bila kardus tersebut dimanfaatkan menjadi sebuah kerajinan unik dan juga memiliki nilai seni yang tinggi. Berikut ini contoh produk kerajinan dari limbah kardus.


Kerajinan dari limbah kardus

Kerajinan dari Limbah Sisik Ikan

        Sisik ikan pada umumnya hanya dibuang karena dianggap sebagai limbah yang tidak bermanfaat. Ternyata sisik ikan dapat dimanfaatkan untuk benda kerajinan, pada umumnya untuk kerajinan aksesori. Setiap ikan menghasilkan sisik yang berbeda ukuran dan ketebalannya. Sisik ikan kakap sering digunakan sebagai produk kerajinan karena sisiknya lebih terliat kokoh, tebal, dan besar dibanding sisik ikan mas atau mujair.

Limbah sisik ikan bisa dijadikan sebagai bahan utama pembuatan aksesori seperti anting-anting, cincin, kalung, bros, dan gelang. Hasilnya terlihat unik, artistik, dan menarik. Berikut contoh aneka kerajinan dari limbah sisik ikan.

Kerajinan dari Limbah Sisik Ikan

Kerajinan dari Pecahan Keramik

        Pecahan keramik ternyata dapat dimanfaatkan untuk kerajinan atau hiasan. Pecahan-pecahan keramik dapat dijadikan sebagai hiasan mozaik, atau hiasan yang lainnya. Biasanya mozaik dari pecahan keramik disusun untuk membuat gambar bercorak abstrak atau background dari suatu gambar atau untuk melapisi dinding dan lantai agar terkesan unik. Berikut contoh kerajinan dari pecahan keramik.

Hiasan dinding dari pecahan keramik


Friday 15 January 2021

Tingkat Keanekaragaman Hayati - Biologi

 Tingkat Keanekaragaman Hayati - Biologi

        Dari sekian banyak organisme yang menghuni bumi, tidak ada sepasang pun yang benar-benar sama untuk segala hal. Kenyataan tersebut menunjukkan kepada kita, bahwa di alam raya dijumpai keanekaragaman makhluk hidup atau disebut juga keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah keanekaragaman organisme yang menunjukkan keseluruhan atau totalitas variasi gen, jenis, dan ekosistem pada suatu daerah. Keseluruhan gen, jenis dan ekosistem merupakan dasar kehidupan di bumi. Mengingat pentingnya keanekaragaman hayati bagi kehidupan maka keanekaragaman hayati perlu dipelajari dan dilestarikan. Tingginya tingkat keanekaragaman hayati di permukaan bumi mendorong ilmuwan mencari cara terbaik untuk mempelajarinya, yaitu dengan klasifikasi.

Tingkat Keanekaragaman Hayati - Biologi
Keanekaragaman

Keanekaragaman hayati melingkupi berbagai perbedaan atau variasi bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat-sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan, baik tingkatan gen, tingkatan spesies maupun tingkatan ekosistem. Berdasarkan hal tersebut, para pakar membedakan keanekaragaman hayati menjadi tiga tingkatan, yaitu keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis dan keanekaragaman ekosistem.


BACA JUGA

Keanekaragaman gen

        Gen atau plasma nuftah adalah substansi kimia yang menentukan sifat keturunan yang terdapat di dalam lokus kromosom. Setiap individu makhluk hidup mempunyai kromosom yang tersusun atas benang-benang pembawa sifat keturunan yang terdapat di dalam inti sel. Sehingga seluruh organisme yang ada di permukaan bumi ini mempunyai kerangka dasar komponen sifat menurun yang sama. Kerangka dasar tersebut tersusun atas ribuan sampai jutaan faktor menurun yang mengatur tata cara penurunan sifat organisme. Walaupun kerangka dasar gen seluruh organisme sama, namun komposisi atau susunan, dan jumlah faktor dalam kerangka bisa berbeda-beda. Perbedaan jumlah dan susunan faktor tersebut akan menyebabkan terjadinya keanekaragaman gen.

Di samping itu, setiap individu memiliki banyak gen, bila terjadi perkawinan atau persilangan antar individu yang karakternya berbeda akan menghasilkan keturunan yang semakin banyak variasinya. Karena pada saat persilangan akan terjadi penggabungan gen-gen individu melalui sel kelamin. Hal inilah yang menyebabkan keanekaragaman gen semakin tinggi. Contoh keanekaragaman tingkat gen ini adalah tanaman bunga mawar putih dengan bunga mawar merah yang memiliki perbedaan, yaitu berbeda dari segi warna bunga.

Dalam perkembangannya, faktor penentu tidak hanya terdapat pada gen saja, melainkan ada juga faktor lain yang berperan mempengaruhi keanekaragaman hayati ini, yaitu lingkungan. Sifat yang muncul pada setiap individu merupakan interaksi antara gen dengan lingkungan. Dua individu yang memiliki struktur dan urutan gen yang sama, belum tentu memiliki bentuk yang sama pula karena faktor lingkungan mempengaruhi penampakan (fenotipe) atau bentuk. Misalnya, orang yang hidup di daerah pegunungan dengan orang yang hidup di daerah pantai memiliki perbedaan dalam hal jumlah eritrositnya. Jumlah eritrosit orang yang hidup di daerah pegunungan lebih banyak dibanding yang hidup di pantai disebabkan adaptasi terhadap kandungan oksigen di lingkungannya. Di daerah pegunungan lebih rendah kandungan oksigennya dibandingkan di daerah pantai. Sehingga fenotipe pipi orang pegunungan umumnya lebih kemerahan dibanding orang pantai.

Keanekaragaman tingkat gen yang menunjukkan fenotipe atau penampakan yang berbeda
Keanekaragaman tingkat gen yang menunjukkan fenotipe atau penampakan yang berbeda

Keanekaragaman jenis

        Spesies atau jenis memiliki pengertian, individu yang mempunyai persamaan secara morfologis, anatomis, fisiologis dan mampu saling kawin dengan sesamanya (inter hibridisasi) yang menghasilkan keturunan yang fertil (subur) untuk melanjutkan generasinya. Keanekaragaman jenis menunjukkan seluruh variasi yang terdapat pada makhluk hidup antar jenis. Perbedaan antar spesies organisme dalam satu keluarga lebih mencolok sehingga lebih mudah diamati daripada perbedaan antar individu dalam satu spesies.

Dalam keluarga kacang-kacangan kita kenal kacang tanah, kacang buncis, kacang hijau, kacang kapri, dan lain-lain. Di antara jenis kacang-kacangan tersebut kita dapat dengan mudah membedakannya karena di antara mereka ditemukan ciri khas yang sama. Akan tetapi, ukuran tubuh atau batang, kebiasaan hidup, bentuk buah dan biji, serta rasanya berbeda. Contoh lainnya terlihat keanekaragaman jenis pada pohon kelapa, pohon pinang dan juga pada pohon palem.

Keanekaragaman tingkat spesies yang menunjukkan perbedaan walaupun masih dalam satu suku
Keanekaragaman tingkat spesies yang menunjukkan perbedaan walaupun masih dalam satu suku

Keanekaragaman Ekosistem

Ekosistem dapat diartikan sebagai hubungan atau interaksi timbal balik antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya dan juga antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Setiap makhluk hidup hanya akan tumbuh dan berkembang pada lingkungan yang sesuai. Pada suatu lingkungan tidak hanya dihuni oleh satu jenis makhluk hidup saja, tetapi juga akan dihuni oleh jenis makhluk hidup lain yang sesuai. Akibatnya, pada suatu lingkungan akan terdapat berbagai makhluk hidup berlainan jenis yang hidup berdampingan secara damai. Mereka seolah-olah menyatu dengan lingkungan tersebut. Pada lingkungan yang sesuai inilah setiap makhluk hidup akan dibentuk oleh lingkungan. Sebaliknya, makhluk hidup yang terbentuk oleh lingkungan akan membentuk lingkungan tersebut. Jadi, antara makhluk hidup dengan lingkungannya akan terjadi interaksi yang dinamis.

Perbedaan kondisi komponen abiotik (tidak hidup) pada suatu daerah menyebabkan jenis makhluk hidup (biotik) yang dapat beradaptasi dengan lingkungan tersebut berbeda-beda. Akibatnya, permukaan bumi dengan variasi kondisi komponen abiotik yang tinggi akan menghasilkan keanekaragaman ekosistem. Ada ekosistem hutan hujan tropis, hutan gugur, padang rumput, padang lumut, gurun pasir, sawah, ladang, air tawar, air payau, laut, dan lain-lain. Komponen biotik dan abiotik di berbagai daerah bervariasi baik mengenai kualitas komponen tersebut maupun kuantitasnya. Hal inilah yang menyebabkan terbentuknya keanekaragaman ekosistem di muka bumi ini. Antar komponen ekosistem hidup berdampingan tanpa saling mengganggu, dan apabila terjadi kepunahan atau gangguan terhadap
salah satu anggotanya maka akan mengganggu kelangsungan hidup organisme lainnya. Suatu perubahan yang terjadi pada komponenkomponen ekosistem ini akan berpengaruh terhadap keseimbangan (homeostatis) ekosistem tersebut.

Sebagai suatu sistem, di dalam setiap ekosistem akan terjadi proses yang saling terkait. Misalnya, pengambilan makanan, perpindahan energi atau energetika, daur zat atau materi, dan produktivitas atau hasil keseluruhan ekosistem. Contoh keanekaragaman hayati tingkat ekosistem adalah pohon kelapa banyak tumbuh di daerah pantai, pohon aren tumbuh di pegunungan, sedangkan pohon palem dan pinang tumbuh dengan baik di daerah dataran rendah.

TOLERANSI GEOMETRIK - TEKNIK MESIN

 TOLERANSI GEOMETRIK - TEKNIK MESIN

TOLERANSI GEOMETRIK - TEKNIK MESIN
TOLERANSI GEOMETRIK - TEKNIK MESIN


Toleransi geometrik mencakup toleransi bentuk posisi, tempat dan penyimpangan putar. Pada tabel dibawah jenis-jenis toleransi yang diperlihatkan dengan lambangnya masingmasing.

Toleransi bentuk membatasi penyimpangan dari sebuah elemen (titik, garis, sumbu, permukaan atau bidang meridian).

Dari bentuk geometrik ideal, posisi tempat dan penyimpangan putar membatasi posisi atau tempat bersama dari dua atau lebih elemen.

LAMBANG UNTUK SIFAT YANG DIBERI TOLERASI

Sebuah toleransi geometrik dari suatu elemen menentukan daerah dimana elemen tersebut harus berada. Sesuai sifat yang akan diberi toleransi dan cara memberi ukurannya, daerah toleransi adalah salah satu dari daftar di bawah ini.

  • Luas dalam lingkaran
  • Luas antara dua lingkaran sepusat
  • Luas antara dua garis berjarak sama, atau dua garis sejajar
  • Ruang dalam bola
  • Ruang dalam silinder
  • Ruang antara silinder bersumbu sama
  • Ruang antara dua permukaan berjarak sama atau dua bidang sejajar
  • Ruang dalam sebuah kubus
Elemen yang diberi toleransi dapat dibentuk apa saja, atau posisi-posisi dalam daerah toleransi, kecuali dikatakan lain toleransi berlaku untuk seluruh panjang garis atau permukaan, kecuali ditentukan lain.

Hubungan antara sifat yang diberi toleransi dan daerah toleransi.

Persyaratan toleransi dinyatakan dalam sebuah kotak, yang dibagi dalam satu atau lebih ruang. Dalam urutan kiri ke kanan, ruang-ruang berisi (lihat gambar dibawah).

  • Lambang dari sifat yang akan diberi toleransi
  • Nilai toleransi dalam satuan yang dipakai untuk ukuran Linier. Nilai ini didahului oleh tanda Ø bila daerah toleransinya berbentuk bulat, atau silinder atau oleh “bola Ø” bila daerah toleransinya berupa bola.
  • Bila perlu, huruf atau huruf-huruf yang menunjukkan elemen dasar atau elemenelemen dasar (gbr. Kotak elemen toleransi dengan elemen-elemen dasar dan gbr. Perincian dari dua sifat toleransi).
  • Bila diperlukan untuk memperinci lebih dari satu sifat toleransi untuk sebuah elemen, perincian toleransinya harus diberikan dalam kotak-kotak referensinya yang ditumpuk seperti gbr. Perincian dari dua sifat toleransi.

GLOSARIUM - Agroforestry

 GLOSARIUM - Agroforestry

GLOSARIUM - Agroforestry
GLOSARIUM - Agroforestry


ARuPA                    : Aliansi Relawan untuk Penyelamatan Alam

BaPPeda                  : Badan Perencanaan Pembangunan Desa

BKPH                      : Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (Perum Perhutani), unit pengelolaan hutan setingkat kecamatan

CBFM                     : Community - Based Forest Management (Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat)

DfID-MFP              : Department for International Development –Multistakeholder Forest Programme (Departemen Pembangunan Internasional Kerajaan Inggris - Program Perhutanan Multipihak)

DPR                        : Dewan Perwakilan Rakyat

DPRD                     : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

FHW                       : Forum Hutan Wonosobo

FKKM                    : Forum Komunikasi Kehutanan Masyarakat

FKPPPH                 : Forum Koordinasi Penanganan Penjarahan dan Penataan Hutan

GNRLH                  : Gerakan Nasional Rehabilitasi Lahan dan Hutan

HKm                       : Hutan Kemasyarakatan

HTI                         : Hutan Tanaman Industri

ICRAF                    : International Center for Research in Agroforestry (Pusat Penelitian Wanatani Internasional)

Koling                     : Yayasan Konservasi Lingkungan

KPH                        : Kesatuan Pemangkuan Hutan (Perum Perhutani), unit pengelolaan hutan setingkat kabupaten

LATIN                    : Lembaga Alam Tropika Indonesia

LKMD                    : Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa

LP3ES                    : Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan Sosial

MPR                       : Majelis Permusyawaratan Rakyat

NRMP–EPIQ         : Natural Resource Management Program–Environmental Policy and Institutional Strengthening Indefinite Quantity Contract (Program Pengelolaan Sumber Daya Alam -Kontrak Kuantitas Tak Terbatas untuk Penguatan Kelembagaan dan Kebijakan Lingkungan)

PEMDA                 : Pemerintah Daerah

PERDA                  : Peraturan Daerah

PHBM -                  : Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (Program Perhutani diluncurkan pada 2000)

PSDHBM                : Pengelolaan Sumber Daya Hutan Bersama Masyarakat (Program Perhutani diluncurkan pada 2001)

PKK                        : Peningkatan Kesejahteraan Keluarga

PP                            : Peraturan Pemerintah

PSDHBM                : Pengelolaan Sumber Daya Hutan Berbasis Masyarakat

SEPKUBA              : Serikat Petani Kedu-Banyumas

UU                          : Undang–Undang

VOC                       : Verenigde Oost Indische Compagnie (Kongsi Dagang Hindia Timur)

WATALA                : Keluarga Pencinta Alam dan Lingkungan Hidup

WWF                      : World Wide Fund for Nature (Dana Dunia untuk Alam)

ADM                      : disebut juga sebagai KKPH (Kepala Kesatuan Pemangkuan Hutan) atau Administratur, membawahi distrik hutan atau Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH).

Asper                      : Pelaksana pengelolaan hutan di tingkat subdistrik. Saat ini ini, seorang asper (Asisten Perhutani) membawahi suatu wilayah yang disebut Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH), dan berada di bawah koordinasi ADM. Dalam bahasa Jawa disebut sinder dari bahasa Belanda opziener.

blandong                : pada umumnya adalah pekerja di bidang eksploitasi hutan, seperti penebang kayu dan buruh angkut kayu. Pada zaman penjajahan Belanda blandong adalah pekerja yang tidak dibayar tetapi mendapatkan pembebasan pajak.

blandongdiensten   : kantor dinas yang mengurusi para blandong kiriman penguasa Jawa kepada VOC. Selain menyerahkan tenaga kerja, penguasa Jawa juga menyerahkan hak kuasa atas sumber daya hutan dan pohon

Dienst van het        : Dinas Perhutanan, sebuah dinas perhutanan semi-modern yang didirikan oleh pemerintahan Boshwezen kolonial Belanda. Dienst van het Boshwezen, dengan tujuannya menciptakan sistem ekploitasi hutan jati yang terorganisasi serta dengan didukung oleh perangkat peraturan dan pengawasan polisi atas lahan, pohon, dan tenaga kerja, memiliki struktur yang hierarkis, semiotonom, lengkap dengan birokrasinya yang berorientasi lapangan.

domeinverklaring  : hukum agraria yang menyatakan bahwa seluruh lahan yang tak dapat dibuktikan kepemilikannya atau tidak dibebani hak milik adalah milik negara.

Hutan                     : sebuah program pemerintah yang secara formal memberikan kesempatan bagi masyarakat Kemasyarakatan untuk melakukan pengelolaan hutan di kawasan hutan negara. Program ini dimulai pada tahun (HKm) 1990-an.

hutan rakyat           : hutan yang tumbuh di atas tanah milik pribadi atau tanah komunal serta dikelola secara perorangan atau oleh keluarga. Sistem pengelolaan hutan rakyat adalah salah satu tipe perhutanan masyarakat (lihat lema perhutanan masyarakat dan perhutanan rakyat).

maro                       : budaya bagi hasil antara pemilik lahan dengan penggarapnya yang didasarkan pada masukan dari masing-masing pihak

Padu Serasi             : dasar bagi perencanaan tata guna lahan kabupaten yang memadukan berbagai program nasional atau inisiatif daerah, baik berupa proyek kewilayahan maupun proyek teknis.

Panitia                    : sebuah komite yang dibentuk pada 1951 untuk menangani masalah penyerobotan lahan. Pembangunan Komite ini dibentuk pada saat pemerintah kehilangan kontrol atas hutan dan lahan hutan. Wilayah Hutan Panitia  Pembangunan Wilayah Hutan dan Pertanian bertugas menyuluhkan “arti dan guna dan Pertanian hutan” sesuai dengan ketentuan pemerintah kepada masyarakat luas.

pembibrikan           : istilah yang digunakan untuk menggambarkan bentuk-bentuk pengolahan lahan di hutan negara yang dianggap tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pembibrikan biasanya dilakukan pesanggem dengan mengubah/menghilangkan tanaman pokok dan menggantinya dengan tanaman pertanian atau tanaman yang lebih menguntungkan pesanggem.

perhutanan             : merupakan strategi atau prinsip pengelolaan hutan yang melibatkan peran berbagai unsur kemasyarakatan sosial. Istilah ini merupakan padanan kata “social forestry” dan dipakai untuk membedakannya dengan “perhutanan sosial” yang menjadi nama program Departemen Kehutanan dan Perhutani.

perhutanan             : nama kolektif bagi sistem pengelolaan hutan oleh masyarakat di luar sistem pengelolaan.

masyarakat            : hutan skala industri/HPH/BUMN. Ada banyak istilah atau nama lain bagi pengelolaan jenis ini; misalnya saja kehutanan masyarakat, hutan kerakyatan, perhutanan sosial, pengelolaan hutan berbasis masyarakat, atau komuniti forestri. Berbagai istilah ini sering dipakai saling memadankan beragam istilah dalam bahasa Inggris seperti community-based forest management (CBFM) atau community forestry yang masing-masing memiliki perbedaan dan definisinya sendiri-sendiri

perhutanan rakyat : sistem pengelolaan hutan rakyat.

pesanggem            : buruh tani—biasanya tak memiliki lahan atau berlahan sempit—yang dipekerjakan untuk menanam dan memelihara tanaman pokok perhutanan.

Program                : program Perhutani yang menerapkan teknik silvikultur dengan jarak tanam tertentu yang Perhutanan Sosial memungkinkan pesanggem bercocok tanam lebih lama di sela-sela tanaman pokok. Menurut (PS) Departemen Kehutanan, perhutanan sosial adalah semua bentuk pengelolaan hutan yang melibatkan peran serta masyarakat baik di kawasan hutan milik negara maupun milik pribadi atau kelompok. Di kawasan hutan milik negara disebut Hutan Kemasyarakatan (HKm) sedangkan di lahan milik disebut Hutan Rakyat (HR).

Rencek                 : ranting dan cabang yang telah rontok atau kayu yang berasal dari pohon mati. Rencek biasanya digunakan untuk kayu bakar. Dalam ketentuan resmi dinyatakan bahwa rencek adalah cabang atau ranting berdiameter kurang dari 7 centimeter.

tanaman musiman : tanaman berusia pendek yang hanya memberikan satu kali panen sepanjang daur hidupnya (annual crops) serta ditanam dan dipanen dalam satu musim. Contohnya, singkong, vanili, jagung, dan kapulaga

tanaman tahunan  : tanaman yang dapat dipanen berkali-kali sepanjang daur hidupnya. Contohnya, cengkih, (perennial crops) cabai, kemukus, sirih, salak, dan jenu.

talun                     : hutan (bahasa Sunda).

taung ya               : teknik wanatani yang memungkinkan petani menanam padi, jagung, tembakau, dan tanaman lahan kering lainnya selama satu atau dua tahun di antara larik bibit jati di lahan negara.

tegakan                : hutan yang memiliki kenampakan, baik dari segi ukuran, jenis, maupun usia, secara umum sama atau seragam. Dalam bahasa Inggris disebut sebagai stand.

tumpang sari       : teknik penanaman taung ya di Indonesia.

wono                    : hutan (bahasa Jawa).

wono dusun         : hutan dusun, istilah bagi sistem pengelolaan hutan masyarakat di tingkat dusun (bahasa Jawa).

Thursday 14 January 2021

Fungsi dan Peran Tari di Masyarakat - Seni Budaya (Seni Tari)

 Fungsi dan Peran Tari di Masyarakat - Seni Budaya (Seni Tari)

Pengertian tari yang dikemukakan oleh pakar seni tari Indonesia, Soedarsono, adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak ritmis yang indah. Elemen dasar tari adalah gerak, yaitu ritme yang telah mendapat stilasi (penghalusan) sehingga menjadi indah dan menjadi gerakan yang tidak persis, seperti meniru gerakan sehari-hari manusia.

Mari, kembangkan wawasan seni tari tradisional dengan lebih jauh mengidentifikasi jenis tari dari berbagai unsur yang membentuknya. Dengan demikian, Anda dapat membedakan seni tari menurut jenis, pola, bentuk sajian, dan perkembangannya.

Jenis Tari Menurut Fungsinya
Fungsi dan Peran Tari di Masyarakat - Seni Budaya (Seni Tari)

Jenis Tari Menurut Fungsinya

Pertunjukan tari secara tidak langsung sebenarnya sering Anda saksikan dalam berbagai pentas seni. Media massa– seperti televisi, internet, koran, majalah, atau bahkan VCD –sering kali menampilkan pertunjukan seni. Dalam berbagai acara pun, pertunjukan tari sering ditampilkan, misalnya pada acara pernikahan. Tarian dalam prosesi pernikahan itu awalnya merupakan sebuah kebiasaan. Kebiasaan tersebut terdiri atas kegiatan simbolis kemasyarakatan dengan aturan tertentu yang dilakukan secara turun-temurun dan disepakati bersama sebagai bagian dari adat istiadat masyarakat setempat.

Tarian yang sering Anda lihat di sekitar Anda merupakan salah satu bagian dari serangkaian kegiatan seremonial dari upacara adat. Misalnya, saat menyambut kelahiran bayi, masa transisi remaja menuju dewasa, khitanan, pernikahan, atau upacara kematian. Tarian tertentu juga sering ditampilkan dengan tujuan bermacam-macam, seperti tarian upacara meminta hujan, tarian pada pesta panen, atau tarian lain yang terlihat seperti tarian bergembira. Tarian tersebut dapat dilakukan oleh siapa saja yang menginginkannya.

Tari-tarian tradisional tanpa disadari telah menjadi bagian dari kehidupan bermasyarakat dan menjadi media untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungan. Tarian tradisional juga menjadi bagian antarkomunitas yang berbeda tanpa membedakan agama, ras, dan golongan. Tarian tradisional dapat dengan mudah Anda temukan pada kegiatan kemasyarakatan yang bersifat sakral dan magis, seperti yang telah disinggung pada bagian awal pembahasan ini.

Secara garis besar, tari tradisional Nusantara berdasarkan fungsinya dalam kehidupan bermasyarakat dikelompokkan menjadi tiga bagian besar, yaitu sebagai tari upacara, tari hiburan, dan tari pertunjukan.


1. Tari sebagai Bagian dari Upacara Adat

Sebenarnya banyak tarian yang termasuk ke dalam tari upacara yang kurang begitu memenuhi kaidah tari. Gerak pada tari upacara sangat bergantung kepada naluri untuk bergerak tanpa mengindahkan segi estetika sebuah karya seni tari. Kadangkadang para penari dalam tarian upacara melakukan gerakan disertai keadaan tidak sadar (trance). Hal tersebut terjadi karena ketika para penari mengungkapkan keinginan yang ditujukan untuk Yang Mahakuasa atau Yang Didewakan, atau Yang Tertinggi Penguasa Alam, ia bergerak dengan segenap rasa dengan satu tujuan agar permohonannya terkabul.

Melalui serangkaian upacara adat pada zaman sebelum masuknya agama ke Indonesia, tari menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan spiritualisme masyarakat Indonesia. Lambat laun, kesakralan tari upacara ini telah berkurang di beberapa daerah. Namun, di beberapa daerah lain, seperti Bali, meskipun sudah banyak tari upacara yang berubah fungsi, tari Bali tetap menjadi sebuah seni yang memiliki nilai
spiritualisme karena tari melekat dalam kehidupan sehari-hari masyarakatnya.

Fungsi dan Peran Tari di Masyarakat - Seni Budaya (Seni Tari)
Tari Pendet Sebagai Tari Upacara

Tari lahir sebagian besar disebabkan kebutuhan akan adanya media dalam menyampaikan keinginan kepada sesuatu yang dianggap Tuhan oleh manusia. Salah satu cara berkomunikasi tertua dengan alam yang mengandung unsur tari adalah penyelenggaraan upacara keagamaan. Upacara tersebut dilakukan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari adat istiadat mereka. Perwujudan permohonan dan komunikasi adalah dengan membaca mantra diiringi gerakan-gerakan tubuh yang lahir secara spontan sebagai ungkapan kegembiraan atau rasa syukur, juga sebagai permohonan atas doa. Lambat laun, hal tersebut menjadi sebuah tradisi.

Pernahkah Anda melihat sebuah upacara keagamaan di daerah Anda? Bagaimanakah jalannya upacara tersebut? Adakah gerakan-gerakan yang terlihat seperti menari dalam keadaan tidak sadar?

Orang yang sedang menari pada upacara keagamaan merupakan perwujudan ungkapan seluruh daya hidupnya terhadap yang dianggap Tuhan, seperti pohon, patung, atau roh halus. Dengan paparan tersebut, Anda telah menemukan satu kata bantu dalam menemukan dan mengingatkan kembali pemahaman tari, yaitu ekspresi.

Ekspresi adalah ungkapan jiwa terdalam dalam wujud fisik sebuah ungkapan, bisa berbentuk gerak, coretan, senandung, dan lain-lain.

Tari yang dilihat pada upacara keagamaan atau kemasyarakatan itulah yang dikategorikan sebagai tari yang berfungsi sebagai tari upacara. Tarian yang berfungsi sebagai tari upacara adalah tarian yang bertujuan untuk ritualisme tanpa mengindahkan keindahan dan materi duniawi. Satu hal yang terpenting adalah tercapainya atau tersampaikannya keinginan mereka terhadap Tuhan mereka.


a. Tari Upacara Ritual (Upacara Keagamaan)

Tarian upacara keagamaan yang bersifat magis saat ini sudah jarang ditemukan. Namun, di Bali masih terdapat Tari Sang Hyang Jaran yang hingga kini masih dilakukan sebagai tari upacara untuk mengusir roh jahat. Penari meliuk-liukkan tubuhnya dan bergerak seperti menunggang kuda dengan menggunakan kuda yang terbuat dari bambu. Kemudian, penari bergulingan di atas bara api, tetapi tubuhnya tidak terbakar. Gerakan tubuhnya bergerak bebas karena dalam keadaan tidak sadar. Gerakan ini dilakukan spontan mengikuti keinginan hati tanpa didasarkan kaidah seni, tetapi menunjukkan gerakan ritmis yang tak disadarinya.

Ada lagi tarian lain yang merupakan salah satu peninggalan zaman prasejarah, yaitu Jatilan. Tari ini merupakan tarian dari daerah Borobudur yang sangat dekat dengan upacara ritual memanggil roh binatang totem sebagai bala keselamatan dari roh jahat. Ritual ini dianggap dapat menyucikan jiwa. Kadang-kadang pemainnya melakukan adegan yang pada kehidupan nyata sangat mustahil dilakukan. Mereka tidak terluka ketika menginjak bara api, memakan pecahan kaca, memecahkan kelapa dengan kepala tanpa merasa sakit atau terluka. Hal tersebut dilakukan pada saat ndadi atau trance (Bali: kerawuhan, kesurupan, masuknya roh halus ke dalam tubuh) sebagai perwujudan bahwa roh ‘hadir’ dan menunjukkan kekuatannya kepada masyarakat. Hal tersebut dapat dilakukan karena mereka menari dengan gerakan spontan.

Tari upacara yang berfungsi sebagai media sarana upacara ritual keagamaan dilakukan masyarakat melalui serangkaian upacara adat yang bertujuan melindungi masyarakat dari bencana, kejahatan, serta sebagai ungkapan permohonan agar maksud dan keinginannya terkabul. Pada zaman primitif sebelum masuknya agama ke Indonesia, tari menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan spiritualisme masyarakat Indonesia.

1) Tari Upacara Ritual yang Bersifat Sakral

Tarian jenis ini merupakan tarian suci dan keramat (sakral). Salah satu contoh tari upacara ritual yang bersifat sakral adalah Tari Ngalage. Seperti pada upacara perayaan panen padi di Jawa barat, Tari Ngalage merupakan tarian sebagai bentuk ucapan terima kasih kepada Dewi Padi Pohaci Sang Hyang Sri. Dalam upacara tersebut, setumpuk padi diarak ke balai desa. Iring- iringan tadi didahului penari pembawa umbulumbul warna-warni. Iringan yang terdepan adalah umbulumbul terutama menggunakan warna merah putih sebagai lambang dua sisi sifat yang berlawanan, yaitu baik buruk, susah senang, dan dunia akhirat. Iring-iringan tersebut terdiri atas para pemikul padi dari bambu yang dibuat sedemikian rupa sehingga akan menimbulkan suara yang makin lama makin ramai dan membuat semangat iring-iringan karena umumnya jarak ke balai desa lumayan jauh.

Di belakang barisan pemikul padi tersebut, ada lagi rombongan yang membawa
alat-alat pertanian dan pembawa angklung serta alat tabuh dog-dog lojor. Kemudian, angklung serta dogdog lojor itu dibunyikan pada tempat-tempat tertentu di sepanjang perjalanan mereka. Setelah tiba di balai desa, barulah mereka mempertunjukkan kemahiran menari sambil memainkan empat buah dogdog dan sembilan buah angklung.

Tari Rokatenda dari Flores juga menunjukkan ekspresi ungkapan rasa syukur karena hasil panen yang melimpah ruah. Tari ini dibawakan oleh penari muda-mudi daerah Ende, Flores, dan Nusa Tenggara Timur.

Tari Mon dari Irian Jaya juga merupakan tari upacara ritual yang bersifat sakral. Tarian tersebut dibawakan oleh penari wanita yang duduk melingkari pohon tempat arwah. Mereka dilingkari oleh para penari pria dengan posisi berdiri. Tarian ini merupakan tarian pemujaan terhadap arwah nenek moyang.

2) Tari Upacara Ritual yang Bersifat Magis

Tarian ini berhubungan dengan hal-hal gaib (magis). Salah satu contoh tarian upacara yang bersifat magis adalah Tari Sang Hyang Jaran dari Bali. Tarian ini sebagai ungkapan permohonan keselamatan, yang mengandung unsur magis dengan menginjak-injak bara api, membawa simbol kuda dibuat dari jerami, dan penari bergerak kerawuhan/trance. Dipercaya kekuatan magis menjadi faktor penguat hubungan komunikasi dengan sang Dewa. Tari Sang Hyang adalah tari upacara keagamaan sebagai cara manusia membentengi dirinya dan menolak bahaya dari alam atau faktor lain. Pembawaan penari tidak sadarkan diri memang menjadi dominan dalam tari sejenis. Dalam keadaan trance, penari mempunyai kekuatan dan kemahiran di luar kemampuan manusia pada umumnya. Kesempatan inilah yang digunakan untuk meminta sesuatu kepada Sang Hyang sesuai dengan apa yang diharapkan masyarakat Bali.

Contoh tarian lainnya yaitu Tari Warung Kelumbut dari Sumba Timur. Tari ini merupakan perwujudan kepercayaan kepada binatang totem oleh masyarakat setempat. Masyarakat Kecamatan Merabu menarikan tarian ritual magis ini dengan meniru binatang totemnya. Masyarakat percaya bahwa manusia dan binatang dapat hidup berdampingan sehingga ada persatuan yang bersifat mistis yang dapat menjaga satu sama lain, tidak saling merusak dan mengganggu. Jika terjadi persatuan mistis, manusia akan kerasukan atau tak sadar diri.

Tari Sintren merupakan tarian bersifat magis yang berasal dari Cirebon, Jawa Barat. Tari ini menampilkan seorang penari yang sekujur tubuhnya diikat tali, kemudian ditutup kurungan ayam yang ditutupi kain. Hanya dalam beberapa saat ketika kurungan ayam dibuka, penari tadi dapat melepaskan diri dari ikatan. Kemudian, ia menari dalam keadaan tidak sadarkan diri. Selama tarian berlangsung, penari akan terkulai lemas apabila penonton melempari uang logam ke arahnya.

Tarian lain ini bersifat magis, tetapi bukan merupakan tarian upacara keagamaan. Tarian yang bersifat magis lain, misalnya Tari Kuda Kepang dan Tari Piring. Pada bagian tertentu dalam Tari Piring, penari menginjak piring menjadi pecahan kecil.

Keanekaragaman Hayati - Biologi

Keanekaragaman Hayati - Biologi


        Manusia dengan akalnya menciptakan teknologi untuk mengeksploitasi alam dan keanekaragaman hayati di dalamnya demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Banyak sekali kerusakan yang terjadi di alam akibat ulah manusia, namun tidak sedikit pula yang diperbaiki oleh manusia.

Setelah mempelajari bab ini kalian diharapkan dapat merumuskan konsep keseragaman dan keberagaman makhluk hidup dengan mengamati lingkungan. Semakin mengenal dan menghargai keanekaragaman hayati di Indonesia dengan berusaha menjaga dan melestarikannya.

PETA KONSEP

Untuk membantu kalian memahami materi pada bab ini disajikan peta konsep sebagai berikut.

Keanekaragaman Hayati - Biologi
Peta Konsep Keanekaragaman Hayati

Semenjak meledaknya jumlah penduduk serta berkembangnya industri, eksploitasi terhadap keanekaragaman hayati (biodiversitas) semakin meningkat. Setiap tahunnya jutaan hektar hutan alam menghilang karena berubah fungsi untuk berbagai kepentingan manusia. Penggundulan dan pembakaran hutan, reklamasi pantai dan rawa, pengembangan industri yang tidak dilengkapi pengolahan limbah, serta penggunaan bahan kimia, seperti pupuk dan pestisida secara berlebihan, merupakan kegiatan manusia yang secara tidak sadar akan menghancurkan keanekaragaman hayati.

Keanekaragaman Hayati - Biologi
Pembukaan Hutan Untuk Pertanian

Apabila kegiatan manusia seperti tersebut di atas tidak segera diakhiri, manusia sendirilah yang akan menderita kerugian, jika tindakan penyelamatan keanekaragaman hayati tidak dilaksanakan maka
spesies yang hidup hari ini akan menuju kepunahan. Para ilmuwan juga menyatakan bahwa rusaknya hutan hujan tropis menyebabkan hilangnya beberapa tumbuhan yang bermanfaat, karena fungsinya
sebagai bank gen atau apotek hidup hilang akibat kepunahan tumbuhan yang bersangkutan.

Di negara agraris yang mulai berkembang, usaha peningkatan produksi pertanian yang secara tidak sadar akan menurunkan keanekaragaman hayati terus dikembangkan, yaitu bercocok tanam sistem monokultur, artinya bercocok tanam dengan lahan yang tetap dan tanamannya satu jenis saja. Dipandang dari keanekaragaman hayati, sistem monokultur tersebut sangat merugikan. Sistem monokultur dapat menurunkan tingkat keanekaragaman hayati karena hanya mengembangkan satu jenis tanaman saja. Hal ini membuat tanaman lain semakin langka. Unsur-unsur tertentu yang dibutuhkan tanaman tersebut semakin lama juga akan semakin menipis sedangkan unsur-unsur lainnya tersedia cukup banyak. Oleh sebab itu, sistem monokultur dapat mengundang hama dan penyakit.

Usaha penciptaan tanaman varietas revolusi hijau di Amerika, gandum di Meksiko, padi di Asia menjadi penyebab kerusakan keanekaragaman hayati di daerah atau negara tersebut. Karena semakin lama akan menghilangkan organisme awal yang merupakan sumber penciptaan keturunan (varietas) tersebut. Untunglah, di hutan belantara Asia masih tersimpan jenis padi liar yang selama ini lepas dari perhatian, yaitu spesies Oryza nivana. Berkat ketekunan para ilmuwan, dihasilkan varietas unggul tahan wereng.

Dalam bidang pertanian, kehutanan, perikanan, dan peternakan, produksi selalu didorong ke arah pemusnahan keanekaragaman hayati. Jadi, produksi yang didasarkan kepada keseragaman menjadi ancaman utama konservasi keanekaragaman hayati dan keberlanjutan produksi itu sendiri.
Keanekaragaman hanya dapat dilestarikan jika keanekaragaman dijadikan logika produksi. Jika produksi selalu ditempuh dengan keseragaman dan homogenisasi maka keanekaragaman akan terus terancam keberadaannya.